Minggu, 31 Agustus 2014

RUMAH PANGGUNG GORONTALO


PENGANTAR ARSITEKTUR

        FILOSOFI ARSITEKTUR RUMAH ADAT GORONTALO



R
umah adat merupakan salah satu representasi kebudayaan yang paling tinggi dalam sebuah suku atau masyarakat. Keberadaan rumah adat di Indonesia sangat beragam dan mempunyai arti dan filosofi masing-masing.
Salah satu rumah adat yang ada di Indonesia yakn rumah panggung gorontalo, rumah tinggal pada masyarakat gorontalo digunakan sebagai tempat melakukan aktivitas untuk memenuhi kebutuhan hidup. kebudayaan dan filosofi saling berkaitan satu sama lain, dari kebudayaan dan adat kebiasaan serta kepercayaan diwujudkan dalam arsitektur yang memiliki makna folosofi terjadinya bentuk dan aturanan yang ada pada tiap aspek arsitektur itu sendiri.

  

Karakteristik Rumah Panggung Masyarakat Gorontalo
berdasarkan tata fisik rumah tinggalnya yang bervariasi tata fisik tersebut tersirat tiga makna pokok yang terkait dengan status sosial seseorang.
Menurut heryati (2012,6)
karakteristik rumah tinggal masyarakat gorontalo pada zaman dahulu dapat dikelompokkan menjadi 3 kategori, yaitu:
1. Rumah tinggal yang dihuni oleh Raja/golongan bangsawan. Rumah tinggal jenis ini sudah tidak ditemukan lagi, untuk kepetingan studi pembahasan rumah raja dilakukan dengan memadukan hasil wawancara dari pemuka adat dan melihat replika rumah raja yang selama ini digunakan sebagai tempat pelaksanaan proses adat. Rumah ini dinamakan Banthayo Poboide. Menurut wawancara dengan Daulima bahwa Banthayo Poboide ini merupakan replika rumah raja pada jaman dahulu
2. Rumah tinggal yang dihuni oleh orang berada/kaya
3. Rumah tinggal yang dihuni oleh rakyat kebanyakan/rakyat biasa (golongan menengah ke bawah).


Filosofi


 Filosofi merupakan studi mengenai kebijaksanaan, dasar dasar pengetahuan, dan proses yang digunakan untuk mengembangkan dan merancang pandangan mengenai suatu kehidupan.namun filosofi disini adalah latar belakang alam pikiran yang melandasi penentuan bentuk, tata ruang, bahan, serta upacara yang dipakai dalam perwujudan arsitektur. Berikut adalah beberapa filosofi pada rumah tradisional gorontalo:



1) Bentuk

Filosofi dari bentuk rumah panggung yakni mengikuti struktur analogi tubuh yakni terdiri dari kaki (kolongan/tiang), badan (badan rumah) dan kepala (atap).
Untuk mengukur ketinggian, panjang dan lebar rumah dengan menggunakan depa, dengan aturan 1 depa dikurangi 1 jengkal hasil pengurangan dibagi 8. Angka 8 memberi makna keadaan yang selalu terjadi pada diri manusia, yakni : rahmat, celaka, beruntung, kerugian, beranak, kematian, umur dan hangus. Jika angka tersebut berakhir pada yang tidak baik maka harus ditambah atau dikurangi satu.

Jenis tiang dibedakan atas:
Ø  Tiang utama (wolihi)
Ø  Tiang depan sebanyak 6 buah
Ø  Tiang dasar (potu) khusus untuk golongan raja, jumlah tiang 32 sebagai perlambang 32 penjuru mataangin.
Bentuk tiang pada bagian depan/serambi yang berbentuk persegi, ada yang 4, 6 atau 8 menunjukkan jumlah budak masing-masing raja. Jumlah anak tangga terdiri dari 5 sampai dengan 7. Angka lima melambangkan rukun islam serta 5 prinsip hidup masyarakat gorontalo, yaitu: Bangusa talalo, Lipu poduluwalo, Batanga pomaya, Upango potombulu, Nyawa podungalo, artinya keturunan dijaga, negeri dibela, diri diabdikan, harta diwakafkan/dikorbankan, nyawa taruhannya. Angka 7 bermakna 7 martabat (tingkatan nafsu pada manusia) yakni amarah, lauwamah, mulhimah, muthmainnah, rathiah, mardhiah, dan kamilan.

Ø  Atap dua susun pada melambangkan adat dan syariat.






2) Tata Ruang

Pola ruang yang berbentuk segi empat yang melambangkan empat kekuatan alam yakni air, api, angin, dan tanah. Dalam penataan ruang pada rumah adat ini tidak memiliki aturan tertentu. Namun membuat kamar lebih dari 3tidak diperkenankan ini terkait dengan kepercayaan masyarakat gorontalo tentang 3 tahapan keadaban manusia yakni bermula dari tidak ada, ada dan berakhir dengan tiada (alam rahim, alam dunia, dan alam akhirat).
Pembeda fungsi ruang diperkuat dengan adanya Pihito berupa balok yang menonjol di atas lantai yang berfungsi sebagai pembatas dari fungsi ruang menandakan bahwa aspek privacy sudah menjadi perhatian utamanya setelah masuknya islam. Letak dapur yang dipisahkan oleh jembatan dengan bangunan induk/utama menurut adat masyarakat Gorontalo bahwa dapur merupakan rahasia jadi setiap tamu yang bertandang tidak boleh melewati jembatan tersebut. Dan yang paling penting diperhatikan adalah perletakan dapur/tempat memasak yang tidak boleh menghadap ke kiblat, karena menurut kepercayaan masyarakat jaman dahulu rumah akan mudah terbakar.





3) Upacara

Proses mendirikan rumah merupakan rangkaian kegiatan yang pada prinsipnya dapat dikelompokkan dalam 3 tahapan: (1) tahap perencanaan, (2) tahap rancang-bangun, dan terakhir (3) tahap penghunian.
a) Tahap Perencanaan, yakni melakukan musyawarah terlebih dahulu yang dipimpin oleh pemuka adat.
b) Tahap rancang-bangun. merupakan bagian dari proses membangun rumah. Yakni menetapkan lokasi dmana rumah aakan dibangun. Penentuan titik ini dilakukan berdasarkan hitungan berdasarkan bulan di langit dan posisi naga. Pada tahapan ini juga termasuk dalam penentuan panjang dan lebar rumah dimana menggunakan depa dari kepala dan ibu rumah tangga.
c) Tahap Penghunian, tahap dimana rumah telah selesai dan siap untuk dihuni. Pada saat ini diadakan upacara dengan menggantungkan pisang masak satu tandan dan beberapa perkakas rumah ditidurkan di dalam rumah itu pada malam naik rumah baru.

Makna filosofi yang ada pada wujud arsitektur rumah adat gorontalo ini adalah pada etika atau adat berperilaku atau kebudayaan, yang dimana pada dasarnya etika ini berasaskan pada perinsip islam dan juga Adat atau kebiasaan masyarakat gorontalo pada masa kerajaan atau sejarahnya.
Yang dimana pada zaman dahulu masyarakat gorontalo dapat dibedakan berdasarkan status sosialnya yakni rumah untuk golongan raja/bangsawan, rumah untuk golongan kaya/berada, dan rumah untuk rakyat biasa/kebanyakan. Perbedaan ini nampak jelas pada dimensi rumah, bentuk atap, dan penggunaan ragam hias/ ornamen.



  

DAFTAR PUSTAKA

Heryati. 2013. “Nilai-nilai Sejarah dan Filosofi Pada Arsitektur Rumah Panggung


Kebudayaan1. 2013. “Berkenalan dengan Rumah Adat Gorontalo”.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar